Sudahkah Kita Bersyukur Hidup dan Terlahir di Indonesia

Dari kecil sampai dewasa terus terang saya hanya hidup dan tinggal di Indonesia. Saya berasal dari Jawa dan saat ini tinggal di Bali. Jawa dan Bali memiliki karakter musim dan cuaca yang mirip. Saat musim kemarau suhu terasa lebih sejuk dan kering tetapi saat musim hujan kelembaban cukup tinggi sehingga suhu terasa lebih panas. Karena hampir seluruh hidup saya berada di Indonesia maka kita tidak begitu merasakan betapa istimewa dan nyamannya hidup di negara tropis. Biasanya kita hanya berkeluh kesah karena merasakan panas dan lembabnya udara. Berbagai upaya kita lakukan untuk menghindari panas supaya kulit kita tidak menjadi semakin gelap. Bila perlu kita berusaha memakai produk-produk pemutih supaya kulit bisa tampak lebih cerah, putih dan bercahaya.

Ternyata hal ini sangat bertolak belakang dengan beberapa pernyataan dan cerita-cerita dari penumpang saya. Kebanyakan mereka merespon sangat positif suhu yang kita anggap terlalu panas ini. Contohnya dua orang penumpang saya dari Canada, mereka bercerita sangat menyukai suhu panas seperti di Bali ini. Bahkan dia punya target membuat kulit mereka segelap dan sehitam mungkin sebelum kembali ke Canada. Kedua turis ini melakukan perjalanan backpacker selama beberapa bulan di Indonesia. Dan Bali menjadi tujuan terakhir sebelum mereka bertolak kembali ke kota Edmonton di Canada. 

Hal serupa juga dikatakan oleh penumpang saya yang berasal dari beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Belanda, Jerman dan beberapa negara Skandinavia dan tentunya orang-orang dari Russia yang memang suhu rata-rata di negara itu sangat dingin. Mereka dengan bahagia berpanas-panas saat terik siang matahari yang membakar kulit putihnya. Saya sering bertanya bukankah di negaranya juga ada musim panas (summer) dengan suhu yang mirip dengan di daerah tropis. Mereka menjawab bahwa summer hanya berlangsung singkat sekitar dua atau tiga bulan. Saat summer pun kadang cuaca bisa berubah dengan cepat dan langsung bisa drop menjadi suhu yang dingin. 

Setelah musim panas masih ada 3 musim lagi yang suhunya pasti lebih dingin dibanding saat summer. Puncak suhu dingin terjadi saat winter yaitu sekitar bulan Desember atau Januari untuk belahan bumi utara dan bulan Juni atau Juli untuk belahan bumi bagian selatan. Saat musim dingin suhu bisa sangat dingin bahkan minus dan bersalju. Saat itu adalah saat paling ribet karena harus memakai baju tebal, syal dan sepatu dengan maksud menutupi seluruh tubuh untuk mengurangi dinginnya suhu di luar. Saat naik mobil pun juga harus sangat berhati-hati karena licinnya salju. Bahkan ban mobil harus diganti dengan ban khusus winter supaya mobil tetap aman saat melewati salju.

Beberapa turis sangat menyukai pantai di Bali. Mereka bilang bahwa pantai di Bali sangat indah dengan pasir putih, air yang jernih dan langit yang biru. Itu berbeda dengan keadaan pantai di negara mereka yang pemandangannya tidak sebersih pantai-pantai di sini. Saya selalu memberikan informasi ke turis penumpang saya bahwa Bali hanyalah salah satu pulau kecil di Indonesia. Masih banyak pulau dan pantai-pantai yang lebih indah daripada Bali seperti Lombok, Pulau Komodo, Sabang, Karimunjawa, Bangka Belitung, Pulau Derawan, Bunaken, Wakatobi, Kei Island, Raja Ampat dan masih banyak pulau dan pantai yang lebih indah lagi. Bahkan saya tidak bisa menyebutkan lagi saking banyaknya pantai indah di Indonesia. Biasanya mereka takjub dan sangat kagum dengan Indonesia dan semua pulau-pulau yang saya sebutkan tadi.

Saya sempat dibuat malu saat mengantar penumpang turis dari Arab Saudi. Saat itu siang hari dan cuaca sangat panas menurut saya. Saya menjemput penumpang yang sedang menunggu di pinggir jalan di bawah terik matahari. Penumpang saya dua orang, satu anak muda dan satunya lagi bapak-bapak berjenggot lebat. Begitu masuk mobil saya pun mulai berbasa basi tentang panasnya cuaca hari ini. Si anak muda pun berbicara dengan bapaknya dan setelah selesai mereka tertawa keras terbahak-bahak sambil melihat ke arah saya. Ternyata mereka mentertawakan apa yang saya bilang tadi. Suhu 30° - 35° Celcius buat mereka adalah suhu yang pas dan sangat nyaman mereka rasakan. Mereka cerita kalau musim panas di kota Riyadh tempat tinggalnya bisa mencapai 45° - 55° Celcius. Otak saya pun berpikir bahwa suhu itu adalah suhu yang dibilang suam-suam kuku yang biasanya kita rasakan saat mandi air hangat. Saya pun hanya tersenyum sambil membayangkan betapa panasnya suhu di negara mereka saat summer.

Di lain waktu saya mendapatkan penumpang dari Perth Australia. Dia cerita bahwa dia sudah sering liburan ke Bali. Bahkan kalau tidak salah hitung, liburan saat ini adalah kunjungan mereka yang ke 25 kali. Buat turis Australia Bali adalah surga dan merupakan rumah ke dua mereka. Letak Bali yang dekat menurut mereka ditambah dengan kurs dollar Australia yang tinggi jika ditukar ke rupiah membuat mereka mendadak kaya saat berada di Bali. Harga berbagai barang, makanan dan minuman terasa sangat murah buat mereka. Makanya mereka selalu bilang Indonesia is paradise. Bali is our second home.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjadi KDRT di Mobil Saya

Do Yo Want Some Bintang?

Penumpang dari Manakah yang paling Royal Tip?