Berusaha Iklas Menyumbang Orang Kaya

Saat itu saya berada di daerah Sanur dengan lokasi penjemputan di salah satu villa yang mewah. Dari nama di aplikasi, saya berani bertaruh bahwa penumpang saya berasal dari Asia Selatan (produsen film Bollywood). Tujuan trip mereka adalah ke airport. Sesampai di villa saya memberi konfirmasi kalau saya sudah sampai dan bisa menunggu sampai 10 menit. 

Setelah lima menit menunggu akhirnya penumpang saya muncul. Seorang bapak (kakek) yang sudah tua dan seorang wanita bertubuh bongsor dengan dandanan menor. Melihat bawaan mereka duh, jadi pengen cancel saja. Dua koper besar segede kulkas satu pintu dan dua koper kecil plus beberapa bawaan yang lain. Alamak ! Dengan agak berat hati saya mengangkat koper yang memang berat itu ke mobil, nggak apa-apa lah, itung-itung sambil olah raga (batin saya menghibur diri). Setelah mengingatkan semua barang bawaan akhirnya saya menekan pedal gas menuju ke airport. 

Dari Sanur menuju airport ada dua rute yang bisa kita pilih yaitu terus melewati By Pass Ngurah Rai atau pilih lewat jalan tol. Saya infokan ke penumpang saya kalau ingin cepat bisa lewat tol. Si mbaknya menyetujui lewat tol. Tanpa rasa curiga kalau nantinya akan terjadi perdebatan akhirnya saya putuskan lewat jalan tol. 

Setelah perjalanan memakan waktu sekitar 25 menit akhirnya kita sampai juga di airport. Saya menghitung tarip ditambah dengan biaya tol dan tiket masuk airport, kemudian saya tunjukkan ke si cewek untuk konfirmasi bayarnya dia pasang muka marah dan membantah dengan keras bahwa dia hanya mau membayar tarip sesuai dengan yang ada di aplikasinya. Meskipun saya berulang-ulang mengatakan bahwa ada biaya tambahan tol dan karcis airport yang harus dibayar penumpang tapi dia tetap tak bergeming. Si cewek menyerahkan uang yang kurang itu, mana sampai receh receh kecil ratusan rupiah pun dibikin pas. Harga pas diaplikasinya, padahal seharusnya ada biaya tambahan yang memang harus dibayar oleh penumpang karena mereka menikmati turun di lobby keberangkatan internasional dengan cepat. Dengan berat hati saya pun berusaha ikhlas membayarkan biaya-biaya untuk penumpang saya yang kaya itu. Sejak saat itu kalau saya dapat penumpang dari negara tersebut sebelum masuk airport pasti saya bilang ada biaya tambahan untuk tiket masuk. Pernah sekali ada yang tidak mau membayar 5000 rupiah, terpaksa saya turunkan mereka di gerbang karcis masuk. Penumpang saya pun menggeret kopernya yang berjarak sekitar 400 meter menuju lobby keberangkatan Internasional dibawah terik matahari Bali yang menyengat di siang bolong..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjadi KDRT di Mobil Saya

Do Yo Want Some Bintang?

Penumpang dari Manakah yang paling Royal Tip?