Bagian 1

"Ayo cepat Bang, waktunya sudah mepet, bisa-bisa aku telat boarding nih" kata Ratih seolah tak sabar ingin segera turun dari mobil dan segera berlari menuju terminal 3 bandara Soekarno Hatta

"Iya Neng, sabar. . Abang sudah poll gass nih " kata Bang Rojak .
 "nggak tau kenapa hari ini macetnya parah banget ya neng"

"Sabar Ratih, sebentar lagi juga nyampek terminal... Jangan suka buru-buru gitu ya, tadi Ibu sudah memperingatkan kamu untuk segera berangkat, eh kamu malah keasyikan telponan sama temanmu" kata ibu Ratih menasehati anaknya

"Di Bali, nanti hati-hati ya.. jaga diri baik-baik.. jangan sering keluar malam, jangan begadang dan jangan terlalu kecapekan.. sering-sering istirahat dan jangan telat makan"

"Iya, tenang aja Bu.. kalau masalah makan, ditanggung.. beres lah.."

"Udah, turun sini aja bang"

Ratih pun berjalan cepat setengah berlari mengambil troli

Mang Rojak menurunkan koper dan barang barang lalu meletakkannya ke troli..

Ratih menghampiri Bu Risma, sepasang mata mereka beradu.. ada tatapan mendung di kedua mata dua wanita beda usia itu.. 

"Jaga diri baik-baik ya nak.."

Keduanya berpelukan sesaat ..

"Ratih berangkat ya Bu"

"Iya nak, hati-hati.. segera hubungi ibu kalau sudah sampai di Bali..

"Iya Bu.. pasti.."

"Ratih berangkat ya Mang.. tolong jaga Ibu.."

"Iya Neng"

Mereka bertiga melambaikan tangan, Ratih bergegas mendorong troli memasuki terminal 3 Bandara Soekarno Hatta

~~~

Ratih menarik napas lega, akhirnya bisa boarding juga meskipun waktunya sangat mepet. Sambil membawa tas punggung dia berjalan bersama penumpang lain memasuki pesawat. Matanya menyapu pesawat besar ini sambil mencari tempat duduk no 22 b.. tanpa sadar dia menubruk lelaki berbadan tegap yang berdiri di depannya.  Sekarang tubuhnya menempel sangat dekat dengan pria tinggi itu" Tercium aroma parfum dan keringat khas laki-laki. 

"Maaf Bang, tidak sengaja saya terdorong dari belakang.. "

" Aduh, hati-hati donk mbak, untung tas saya nggak jatuh, bisa-bisa kena badan orang kalau sampai jatuh" kata laki-laki macho berambut cepak itu.

"Iya, maaf Bang". Ratih buru-buru beringsut menjauhkan tubuhnya dari laki-laki itu.. si cowok membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah Ratih.. Pandangan mereka bertemu..
"Oh my God, kok ada makhluk sebagus ini berdiri di depanku.. Dalam hati Ratih berkata, mimpi apa aku semalam bisa melihat makhluk setampan ini" 
Laki-laki beralis hitam lebat itu sedang menatapnya dengan tatapan tak berkedip. Kedua pasang mata mereka bertemu.. Mendadak Ratih merasakan desiran aneh di dadanya.. 
Permisi mbak, bisa agak geser dikit ya" 
Oh iya silahkan pak, saya sudah menemukan kursi saya.. 

Ratih buru-buru menaruh tas yang dibawanya ke kabin di atas tempat duduknya, buru-buru dia duduk di kursinya di nomor 2 b.. 

Sekilas tanpa menoleh dia melihat laki-laki itu duduk di deretan samping tempat duduknya sekarang. 
Ah, kenapa sih aku jadi deg-degan gini.. laki-laki tampan dan macho itu pasti sudah punya pacar.. aduh, menghayalnya ketinggian deh gue.. aratihpun tersenyum sendiri mengetahui dia masih saja memikirkan lelaki itu.. 

Setelah semua penumpang duduk di kursinya masing-masing, pramugari pun memberikan pengumuman dan memperagakan alat keselamatan sebelum pesawat terbang. 

Ah, sebentar lagi gue ada di Bali.. melihat sunset indah di Seminyak, tubuhnya menggelayut nyaman di kursi la plancha ditemani dengan makanan enak dan cocktail.. desiran angin pantai yang sejauh menyapu rambut dan wajah... Suara tawa si boxie yang susah berhenti saat ada saja komentar tentang laki2 toples yang lewat di depan tempat duduk kami. Ah, membayangkan itu semua membuat aratih sudah tak sabar untuk segera sampai di Bali. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjadi KDRT di Mobil Saya

Do Yo Want Some Bintang?

Penumpang dari Manakah yang paling Royal Tip?